Cari Tau Yuks...

Proses Fertilisasi, Kehamilan dan Perkembangan Embrio

Proses Fertilisasi, Kehamilan dan Perkembangan Embrio - Hallo sahabat saya , Pada sharing kali ini yang berjudul Proses Fertilisasi, Kehamilan dan Perkembangan Embrio, .

Artikel : Proses Fertilisasi, Kehamilan dan Perkembangan Embrio
Judul ' : Proses Fertilisasi, Kehamilan dan Perkembangan Embrio

lihat juga


Proses Fertilisasi, Kehamilan dan Perkembangan Embrio

Fertilisasi, gestasi, dan partus merupakan tiga istilah biologi yang erat kaitannya dengan sistem reproduksi wanita. Ketiganya merupakan proses yang dilalui oleh manusia dalam menghasilkan keturunan. Diawali dengan pembentukan sel-sel kelam1n, proses selanjutnya adalah pembuahan atau fertilisasi. Setelah terjadi pembuahan, maka zigot hasil pembuahan akan tumbuh menjadi janin selama masa kehamilan atau gestasi. Setelah bayi dalam kandungan sempurna dan siap untuk dilahirkan, maka wanita akan memasuki masa partus atau kelahiran. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sistem reproduksi wanita dipengaruhi oleh hormon-hormon reproduksi yang berasal dari kelenjar hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Begitupula dengan proses kelahiran yang juga melibatkan peran beberapa hormon. Pada kesempatan ini kita akan membahas bagaimana proses fertilisasi, kehamilan, perkembangan embrio, dan proses kelahiran.

Fertilisasi atau Pembuahan

Fertilisasi adalah proses penggabungan sel sp3rma dengan ovum. Pembuahan pada manusia berlangsung di dalam tubuh perempuan sehingga disebut dengan istilah fertilisasi internal.

Peristiwa fertilisasi terjadi ketika sp3rmatozoa yang masuk ke sistem reproduksi wanita membuahi ovum di tuba fallopi atau oviduk. Saat terjadi ej4kulasi di dalam saluran reproduksi wanita, sp3rma akan tetap hidup selama beberapa hari.

Sp3rmatozoa dapat bergerak dengan bantuan ekornya. Sp3rmatozoa bergerak dengan kecepatan mencapai 12 m per jam di sepanjang tuba fallopi. Pergerakan tersebut dibantu oleh pergerakan dinding rahin dan dinding tuba fallopi.

Selain itu, mulut rahim juga mengeluarkan cairan atau lendir encer sehingga sp3rmatozoa dapat berenang dengan lancar dalam rahim menuju saluran telur untuk menemukan ovum dan membuahinya.

saat sp3rma memasuki rahim, kontraksi pada dinding uterin akan membantu sp3rma mendekati ovum. Setelah sp3rma bertemu dengan ovum maka biasanya sp3rma kehilangan ekornya ketika masuk untuk membuahi ovum.

Untuk membuahi sel telur, dibutuhkan sp3rmatozoa dalam jumlah lebih dari 20 juta dan dari jumlah tersebut hanya ada satu sp3rmatozoa yang berhasil membuahi ovum sedangkan yang lainnya akan mati terserap oleh tubuh.

Sebelum terjadi fertilisasi, sp3rma akan mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melubangi protein penyelubung sel telur. Setelah dinging sel telur berlubang, bagian kepala dan bagian tengah sel sp3rma akan masuk ke dalam sel telur sedangkan bagian ekornya akan putus dan tertinggal.

Sekitar 24 sampai 30 jam setelah pembuahan, zigot yang terbentuk akan menyelesaikan pembagian sel pertamanya. Zigot melakukan pembelahan secara mitosis, satu sel menjadi dua sel, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, delapan menjadi enam belas dan begitu seterusnya.

Pembelahan tersebut berlangsung di sepanjang saluran tuba fallopi, sambil berjalan menuju uterus. Pergerakan zigot menuju uterus dibantu oleh rambut getar yang berada di sepanjang tuba fallopi.

Baca juga : Proses Terjadinya Ovulasi dan Siklus Menstruasi.

Perkembangan Embrio dalam Rahim

Selama perjalanannya menuju rahim, zigot akan terus membelah sehingga dibutuhkan nutrisi untuk menjamin kehidupannya. Kebutuhan nutrisi tersebut dipenuhi oleh kuning telur yang akan menyediakan makanan hingga zigot tertanam di rahim.

Pembelahan zigot terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Morula
2. Blastula
3. Gastrula

Mulanya Zigot akan membelah hingga menjadi 32 sel yang disebut morula. Selanjutnya, di dalam morula terbentuk rongga yang disebut balstosoel dan berkembang menjadi balstula.

Blastula akan bergerak ke bagian rahim dan di dalam rahim zigot yang aktif membelah akan mengeluarkan enzim untuk melebur sel-sel pada lapisan lendir dinding rahim. Selanjutnya terjadi implantasi yaitu tertanamnya blastula pada dinding rahim.

Pada masa implantasi, korpus luteum akan menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi merangsang pertumbuhan rahim. Selanjutnya, estrogen dan progesteron mengatur agar menstruasi tidak terjadi.

Perkembangan embrio

Blastula yang telah menempel terus melakukan pembelahan hingga dihasilkan gastrula. Pada tahap gastrula, bintik benih mengalami pertumbuhan sel yang berbeda-beda dan membagi diri menjadi beberapa lapisan sel yang berbeda sifat.

Lapisan-lapisan tersebut terdiri dari:
1. Lapisan luar (ektoderma)
2. Lapisan tengah (mesoderma)
3. Lapisan dalam (endoderma)

Gastrula akan berkembang menjadi embrio dan akhirnya embrio akan berkembang menjadi janin di dalam rahim. Saat embrio tumbuh, endoderma berkembang menjadi batas epitelium gastrointestinum, alat pernapasan, dan sejumlah organ. Mesoderma membentuk peritonium, otot, tulang, dan jaringan ikat. Sedangkan ektoderma membentuk kulit dan sistem saraf.

Baca juga : Kumpulan Soal dan Jawaban Fertilisasi & Perkembangan Embrio.

Pembentukan Membran Embrio

Selama periode embrionik, akan dibentuk membran embrio yang ditujukan untuk menunjang kehidupan dan perkembangan embrio. Membran-membran ini berada di luar embrio.

Membran embrio dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1. Kantung kuning telur
2. Amnion
3. Korion
4. Alantois

Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis yang berisi persediaan makanan. Kantung kuning telur berfungsi untuk menyediakan tempat mula-mula bagi pembentukan darah dan mengandung sel-sel yang akan berembang menjadi sp3rmatogonium atau oogonium setelah bayi dewasa.

Amnion adalah kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung. Amnion merupakan membran pelindung yang tebal berfungsi untuk menyelubungi embrio. cairan amnion berfungsi melindungi embrio dari gesekan atau benturan dan mengatur suhu tubuh embrio.

Korion adalah derivat dari ektoderma dan mesoderma tropoblas berupa dinding berjonjot. Korion menjadi bagian utama plasenta. Membran ini menyelubungi amnion dan kantung kuning telur.

Alantois merupakan membran vaskular kecil yang berfungsi sebagai organ respirasi, saluran makanan, dan pembuangan sisa metabolisme. Pada manusia alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tali pusat. Alantois menghubungkan sirkulasi darah embrio dengan plasenta.

Plasenta merupakan organ yang tumbuh dalam dinding rahim yang berasal dari korion dan endometrium. Berikut beberapa fungsi dari plasenta:
1. Difusi oksigen dan nutrisi dari darah ibu ke janin
2. Difusi karbondioksida dan sisa metabolisme janin ke darah ibu
3. Mencegah mikroorganisme masuk ke tubuh janin
4. Menyuplai makanan ke tubuh janin
5. Menghasilkan hormon untuk memelihara kehamilan

Baca juga : Organ Reproduksi dan Alat Kelam1n Manusia.

Kehamilan dan Persalinan

Begitu terjadi pembuahan dan zigot dihasilkan, maka zigot akan tumbuh menjadi embrio di dalam rahim sejak terjadi fertilisasi hingga dilahirkan. Masa kehamilan manusia berkisar 266 hari atau 9 bulan.

Wanita yang sedang hami tidak mungkin mengalami menstruasi karena hormon yang biasa digunakan untuk mematangkan sel telur berubah fungsi yaitu sebagai penyedia makanan bagi bayi.

Kehidupan di dalam rahim memiliki tiga periode, yaitu:
1. Periode Preembrionik (dua setengah minggu pertama)
2. Periode Embrionik (Sampai akhir minggu ke-8)
3. Periode Fetus (mingguk ke-8 sampai kelhairan)

Pada periode preembrionik, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel dan terbentuk segumpal sel yang membenamkan diri pada dinding rahim. Selanjutnya, pada periode embrionik, dihasilkan embrio dan pada tahap ini organ derta sistem tubuh mulai terbentuk.

Pada periode fetus, embrio telah berkembang menjadi fetus. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan, dan kedua kakinya.

Setelah masa kehamilan selesai dan bayi siap untuk dilahirkan maka akan dilakukan persalinan. Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Proses kelahiran melibatkan beberapa hormon, yaitu:
1. Estrogen
2. Prostaglandin
3. Relaksin
4. Oksitosin

Estrogen menghambat hormon progesteron dan membantu kontraksi dinding rahim. Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin dan berfungsi untuk menghambar progesteron. Bersama estrogen, hormon oksitosin membantu kontraksi dinding uterus.

Baca juga : Pengaruh Hormon terhadap Sistem Reproduksi.

Hormon relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan berfungsi untuk membantu peregangan otot pada simfisis pubis sehingga dapat melonggarkan tulang panggul dan melunakkan serviks.


Demikianlah Artikel Proses Fertilisasi, Kehamilan dan Perkembangan Embrio

Seian post Proses Fertilisasi, Kehamilan dan Perkembangan Embrio, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan saya ' kali ini.

Anda sedang membaca artikel Proses Fertilisasi, Kehamilan dan Perkembangan Embrio dan artikel ini url permalinknya adalah http://valkyries-life.blogspot.com/2016/06/proses-fertilisasi-kehamilan-dan.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.
Fertilisasi, gestasi, dan partus merupakan tiga istilah biologi yang erat kaitannya dengan sistem reproduksi wanita. Ketiganya merupakan proses yang dilalui oleh manusia dalam menghasilkan keturunan. Diawali dengan pembentukan sel-sel kelam1n, proses selanjutnya adalah pembuahan atau fertilisasi. Setelah terjadi pembuahan, maka zigot hasil pembuahan akan tumbuh menjadi janin selama masa kehamilan atau gestasi. Setelah bayi dalam kandungan sempurna dan siap untuk dilahirkan, maka wanita akan memasuki masa partus atau kelahiran. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sistem reproduksi wanita dipengaruhi oleh hormon-hormon reproduksi yang berasal dari kelenjar hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Begitupula dengan proses kelahiran yang juga melibatkan peran beberapa hormon. Pada kesempatan ini kita akan membahas bagaimana proses fertilisasi, kehamilan, perkembangan embrio, dan proses kelahiran.

Fertilisasi atau Pembuahan

Fertilisasi adalah proses penggabungan sel sp3rma dengan ovum. Pembuahan pada manusia berlangsung di dalam tubuh perempuan sehingga disebut dengan istilah fertilisasi internal.

Peristiwa fertilisasi terjadi ketika sp3rmatozoa yang masuk ke sistem reproduksi wanita membuahi ovum di tuba fallopi atau oviduk. Saat terjadi ej4kulasi di dalam saluran reproduksi wanita, sp3rma akan tetap hidup selama beberapa hari.

Sp3rmatozoa dapat bergerak dengan bantuan ekornya. Sp3rmatozoa bergerak dengan kecepatan mencapai 12 m per jam di sepanjang tuba fallopi. Pergerakan tersebut dibantu oleh pergerakan dinding rahin dan dinding tuba fallopi.

Selain itu, mulut rahim juga mengeluarkan cairan atau lendir encer sehingga sp3rmatozoa dapat berenang dengan lancar dalam rahim menuju saluran telur untuk menemukan ovum dan membuahinya.

saat sp3rma memasuki rahim, kontraksi pada dinding uterin akan membantu sp3rma mendekati ovum. Setelah sp3rma bertemu dengan ovum maka biasanya sp3rma kehilangan ekornya ketika masuk untuk membuahi ovum.

Untuk membuahi sel telur, dibutuhkan sp3rmatozoa dalam jumlah lebih dari 20 juta dan dari jumlah tersebut hanya ada satu sp3rmatozoa yang berhasil membuahi ovum sedangkan yang lainnya akan mati terserap oleh tubuh.

Sebelum terjadi fertilisasi, sp3rma akan mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melubangi protein penyelubung sel telur. Setelah dinging sel telur berlubang, bagian kepala dan bagian tengah sel sp3rma akan masuk ke dalam sel telur sedangkan bagian ekornya akan putus dan tertinggal.

Sekitar 24 sampai 30 jam setelah pembuahan, zigot yang terbentuk akan menyelesaikan pembagian sel pertamanya. Zigot melakukan pembelahan secara mitosis, satu sel menjadi dua sel, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, delapan menjadi enam belas dan begitu seterusnya.

Pembelahan tersebut berlangsung di sepanjang saluran tuba fallopi, sambil berjalan menuju uterus. Pergerakan zigot menuju uterus dibantu oleh rambut getar yang berada di sepanjang tuba fallopi.

Baca juga : Proses Terjadinya Ovulasi dan Siklus Menstruasi.

Perkembangan Embrio dalam Rahim

Selama perjalanannya menuju rahim, zigot akan terus membelah sehingga dibutuhkan nutrisi untuk menjamin kehidupannya. Kebutuhan nutrisi tersebut dipenuhi oleh kuning telur yang akan menyediakan makanan hingga zigot tertanam di rahim.

Pembelahan zigot terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Morula
2. Blastula
3. Gastrula

Mulanya Zigot akan membelah hingga menjadi 32 sel yang disebut morula. Selanjutnya, di dalam morula terbentuk rongga yang disebut balstosoel dan berkembang menjadi balstula.

Blastula akan bergerak ke bagian rahim dan di dalam rahim zigot yang aktif membelah akan mengeluarkan enzim untuk melebur sel-sel pada lapisan lendir dinding rahim. Selanjutnya terjadi implantasi yaitu tertanamnya blastula pada dinding rahim.

Pada masa implantasi, korpus luteum akan menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi merangsang pertumbuhan rahim. Selanjutnya, estrogen dan progesteron mengatur agar menstruasi tidak terjadi.

Perkembangan embrio

Blastula yang telah menempel terus melakukan pembelahan hingga dihasilkan gastrula. Pada tahap gastrula, bintik benih mengalami pertumbuhan sel yang berbeda-beda dan membagi diri menjadi beberapa lapisan sel yang berbeda sifat.

Lapisan-lapisan tersebut terdiri dari:
1. Lapisan luar (ektoderma)
2. Lapisan tengah (mesoderma)
3. Lapisan dalam (endoderma)

Gastrula akan berkembang menjadi embrio dan akhirnya embrio akan berkembang menjadi janin di dalam rahim. Saat embrio tumbuh, endoderma berkembang menjadi batas epitelium gastrointestinum, alat pernapasan, dan sejumlah organ. Mesoderma membentuk peritonium, otot, tulang, dan jaringan ikat. Sedangkan ektoderma membentuk kulit dan sistem saraf.

Baca juga : Kumpulan Soal dan Jawaban Fertilisasi & Perkembangan Embrio.

Pembentukan Membran Embrio

Selama periode embrionik, akan dibentuk membran embrio yang ditujukan untuk menunjang kehidupan dan perkembangan embrio. Membran-membran ini berada di luar embrio.

Membran embrio dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1. Kantung kuning telur
2. Amnion
3. Korion
4. Alantois

Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis yang berisi persediaan makanan. Kantung kuning telur berfungsi untuk menyediakan tempat mula-mula bagi pembentukan darah dan mengandung sel-sel yang akan berembang menjadi sp3rmatogonium atau oogonium setelah bayi dewasa.

Amnion adalah kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung. Amnion merupakan membran pelindung yang tebal berfungsi untuk menyelubungi embrio. cairan amnion berfungsi melindungi embrio dari gesekan atau benturan dan mengatur suhu tubuh embrio.

Korion adalah derivat dari ektoderma dan mesoderma tropoblas berupa dinding berjonjot. Korion menjadi bagian utama plasenta. Membran ini menyelubungi amnion dan kantung kuning telur.

Alantois merupakan membran vaskular kecil yang berfungsi sebagai organ respirasi, saluran makanan, dan pembuangan sisa metabolisme. Pada manusia alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tali pusat. Alantois menghubungkan sirkulasi darah embrio dengan plasenta.

Plasenta merupakan organ yang tumbuh dalam dinding rahim yang berasal dari korion dan endometrium. Berikut beberapa fungsi dari plasenta:
1. Difusi oksigen dan nutrisi dari darah ibu ke janin
2. Difusi karbondioksida dan sisa metabolisme janin ke darah ibu
3. Mencegah mikroorganisme masuk ke tubuh janin
4. Menyuplai makanan ke tubuh janin
5. Menghasilkan hormon untuk memelihara kehamilan

Baca juga : Organ Reproduksi dan Alat Kelam1n Manusia.

Kehamilan dan Persalinan

Begitu terjadi pembuahan dan zigot dihasilkan, maka zigot akan tumbuh menjadi embrio di dalam rahim sejak terjadi fertilisasi hingga dilahirkan. Masa kehamilan manusia berkisar 266 hari atau 9 bulan.

Wanita yang sedang hami tidak mungkin mengalami menstruasi karena hormon yang biasa digunakan untuk mematangkan sel telur berubah fungsi yaitu sebagai penyedia makanan bagi bayi.

Kehidupan di dalam rahim memiliki tiga periode, yaitu:
1. Periode Preembrionik (dua setengah minggu pertama)
2. Periode Embrionik (Sampai akhir minggu ke-8)
3. Periode Fetus (mingguk ke-8 sampai kelhairan)

Pada periode preembrionik, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel dan terbentuk segumpal sel yang membenamkan diri pada dinding rahim. Selanjutnya, pada periode embrionik, dihasilkan embrio dan pada tahap ini organ derta sistem tubuh mulai terbentuk.

Pada periode fetus, embrio telah berkembang menjadi fetus. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan, dan kedua kakinya.

Setelah masa kehamilan selesai dan bayi siap untuk dilahirkan maka akan dilakukan persalinan. Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Proses kelahiran melibatkan beberapa hormon, yaitu:
1. Estrogen
2. Prostaglandin
3. Relaksin
4. Oksitosin

Estrogen menghambat hormon progesteron dan membantu kontraksi dinding rahim. Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin dan berfungsi untuk menghambar progesteron. Bersama estrogen, hormon oksitosin membantu kontraksi dinding uterus.

Baca juga : Pengaruh Hormon terhadap Sistem Reproduksi.

Hormon relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan berfungsi untuk membantu peregangan otot pada simfisis pubis sehingga dapat melonggarkan tulang panggul dan melunakkan serviks.

0 Response to "Proses Fertilisasi, Kehamilan dan Perkembangan Embrio"

Post a Comment